Sabtu, 13 Agustus 2011

Observasi, Wawancara dan Tes


A.   OBSERVASI
Pengertian Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan dua komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan objek yang di observasi yang dikenal sebagai observee. Jadi dapat disimpulkan bahwa Observasi atau pengamatan adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indrawi, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara langsung di tempat penelitian.

Tujuan Observasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1.      Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2.      Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
3.      Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.

Bentuk-bentuk Observasi
            Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Observasi Partisipasi
Yaitu observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya.
2. Observasi Nonpartisipasi
Adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini.
            Berdasarkan keterlibatan penelitinya, observasi dibagi menjadi:
1.      Observasi Biasa
Pada observasi biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan pengamatan (complete observer). Ia tidak memiliki keterlibatan apapun dengan pelaku yang menjadi objek penelitian.
2.      Observasi Terkendali
Dalam pengamatan terkendali (controlled observation), pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. Ia tidak memiliki hubungan apapun dengan objek yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda dengan pengamatan biasa, pada pengamatan terkendali orang yang menjadi sasaran penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam lingkungan yang terbatas tersebut pengamat mengadakan berbagai percobaan atas diri para sasaran penelitian.
Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan. Dan biasanya, banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian pada usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.
3.      Observasi Terlibat (Participant Observation)
Merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam penelitian antropologi. Dalam istilah Jerman disebut verstehen, yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti pada masyarakat yang dijadikan  objek penelitiannya.
Berdasarkan tingkat keterlibatan penelitinya, observasi terlibat dibedakan:
Ø  Pengamat sepenuhnya terlibat (complete participation)
Pada pengamatan jenis ini, pengamat sepenuhnya terlibat sehingga pelaku yang menjadi objek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka sedang diamati.
Ø  Pengamat berperan sebagai peserta (observer as participant)
Pada observasi jenis ini, keterlibatan pengamat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan objek yang diteliti masih ada. Namun keterlibatan ini bersifat sangat terbatas, karena pengamat berada di tempat penelitian hanya untuk jangka waktu pendek. Disbanding pengamatan penuh, pengamatan jenis ini relatif lebih mudah dan lebih cepat dilakukan.
Ø  Pengamat berperan sebagai pengamat (complete participant as observer)
Pada pengamatan jenis ini status pengamat selaku peneliti diketahui para pelaku yang menjadi objek penelitian.
            Berdasarkan cara pengamatan dilakukan, metode observasi dibagi dua jenis, yaitu:
1.      Observasi Tidak Berstruktur
Pada observasi yang tidak berstruktur, tidak ada suatu ketentuan mengenai apa yang harus diamati oleh pengamat. Sebelum mulai mengumpulkan data, pengamat juga tidak mempunyai format pencatatan atau ketentuan baku tentang cara-cara pencatatan hasil pengamatan. Observasi ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian antropologi ataupun dalam penelitian yang sifatnya eksploratori.
2.      Observasi Berstruktur
Pada observasi berstruktur, apa yang hendak diamati telah direncanakan peneliti secara sistematis, sehingga isi pengamatan lebih sempit dan lebih terarah disbanding isi observasi tidak berstruktur. Dalam mengumpulkan data, peneliti berpedoman kepada format pencatatan atau ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Berdasarkan langsung atau tidaknya pengamatan dilakukan, metode observasi dibagi:
1.      Observasi Langsung (Direct Observation)
Pada observasi ini, observer langsung mengamati perilaku observee.
2.      Observasi Tidak Langsung (Indirect Observation)
Dalam observasi tidak langsung, observer mengamati perilaku observee secara tidak langsung, misalnya melalui rekaman video atau foto yang diambil oleh orang lain.

            Teknik Observasi
            Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.  
2. Observasi Sistematik (Observasi Berkerangka)
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.
a. Materi Observasi
Isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian desicriptif, peneliti berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope observasinya sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif.
Perumusan-perurnusan masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya. Dengan begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini dijadikan ciri yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.


b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk mengadakan “kuantifikasi” terhadap hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yang timbul dapat dihitung dan ditabulasikan. Ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah/natural ataupun dalam lingkup experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan perilaku-perilaku observee dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk mengontrol.
Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
            Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
            • Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee.
            • Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi.
            • Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.
4. Observasi NonPartisipan
Dalam hal ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku tersebut.


Keunggulan Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan , di antaranya adalah:
  1. Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi
  2. Mudah pelaksanaannya
  3. Tidak bergantung kepada self-report
  4. Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala
  5. Data yang dikumpulkan dari teknik observasi ini cenderung mempunyai keandalan yang tinggi karena langsung dari sumbernya
  6. Melalui observasi, pengamat dapat mengidentifikasikan dan menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan penelitian yang berlangsung
  7. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks yang akan diteliti
  8. Memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati permasalahan secara induktif
  9. Mendapatkan informasi yang tidak disadari oleh subjek peneltiian
  10. Mendapatkan data-data yang tidak terungkap melalui wawancara.

Kelemahan Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah kelemahan, di antaranya adalah:
  1. Memerlukan waktu persiapan yang lama
  2. Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya
  3. Obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan mengaburkan tujuan pembelajaran.
  4. Terbatasi oleh lamanya kelangsungan kejadian yang bersangkutan.
Menurut Djumhur dan Moh. Surya observasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu:
  • Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia
  • Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi
  • Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol
  • Subjektifitas observer sukar dihindarkan.
Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu :
  • Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya.
  • Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi.

B.   WAWANCARA
Pengertian Wawancara
Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis). Jadi yang dimaksud dengan wawancara ialah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab secara langsung antara si penanya yang disebut pewawancara dengan si penjawab yang disebut responden atau informan.
Teknik Wawancara adalah suatu cara atau kepandaian melakukan tanya jawab untuk memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya. Interview atau sering disebut juga wawancara mempunyai definis suatu proses komunikasi interaksional antara dua pihak. Cara pertukaran yang digunakan adalah cara verbal dan nonverbal dan mempunyai tujuan tertentu yang spesifik.
           
            Tujuan Wawancara
a.       Discovery, yaitu untuk mendapatkan kesadaran baru tentang aspek kualitatif dari suatu masalah.
b.      Pengukuran psikologis: data yang diperoleh dari wawancara akan diinterpretasikan dalam rangka mendapatkan pemahaman tentang subjek dalam rangka melakukan diagnosis permasalahan subjekdan usaha mengatasi masalah tersebut.
c.       Pengumpulan data penelitian : informasi dikumpulkan untuk mendapatkan penjelasan atau pemahaman mengenai suatu fenomena. Data dikumpulkan dengancara wawancara karena kuesioner tidak dapat diterapkan pada subjek subjek tertentu, atau ada kekhawatiran responden tidak mengisi kuesioner ataupun tidak mengembalikan kuesioner pada peniliti.
           
Jenis-jenis Wawancara
            Wawancara berdasarkan cara pelaksanaannya dibagi dua yaitu:   
Ø  Wawancara Berstruktur adalah wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Ø  Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.
Wawancara berdasarkan lingkungan pelaksanaannya terbagi menjadi:
·         Wawancara berita (news interview) yaitu, wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu masalah.
·         Wawancara Pribadi (personel interview) yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang pribadi dan pemikiran seseorang (narasumber). Berita yang dihasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait profesinya.
·         Wawancara Ekslusif (exclusive inteview) yaitu wawancara yang dilakukan seseorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati bersama.
·         Wawancara Keliling/Jalanan (man in the street interview) yaitu wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan menghubungi berbagai interview secara terpisah yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran.
·         Wawancara Mendadak (casual interview), atau disebut juga wawancara mendadak. Ini adalah jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.



Keunggulan Metode Wawancara
a)      Hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggungjawabkan.
b)      Semua kesalahpahaman dapat dihindari.
c)      Pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber dengan penjelasanpenjelasan tambahan.
d)     Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut.
e)      Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama.

Kelemahan Metode Wawancara
a)      Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
b)      Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
c)      Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
d)     Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer
e)      Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
f)       Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara
g)      Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas.

Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam wawancara yaitu:
a.       Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang kurang baik.
b.      Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan paham.
c.       Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.




C.   TES
Pengertian Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu (Allen dan Yen, 1979: 1). Karena itu, di dalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu (sampel perilaku) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenaites tersebut (Anastari, 1982:22).

Fungsi Tes
1.      Quality Control ( kualifikasi/standar kompetensi minimal)
2.      Motivation ( kondisi memaksa, penekanan)
3.      Public Accountability ( info ke publik, orang tua, stakeholder)
4.      Selection ( seleksi, penempatan, perkembangan, kompetensi)
5.      Diagnostic  (kelemahan, perbaikan, umpan balik)
6.      Legitmation ( pengakuan, sertifikasi, lisensi)

Ciri-ciri Tes Yang Baik
Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:
o   Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila tes  itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan tepat.
o   Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan hasil yang sama.
o   Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.

Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan reliable.

Jenis-jenis Tes
Berdasarkan fungsinya, tes dikelompokkan dalam:
a.       Tes diagnostik
Untuk mengetahui kesulitan belajar  siswa yang secara terus menerus  ada  padanya. Evaluasi ini lebih mendetail dari pada tes formatif.
b.      Tes formatif
Test  untuk mengetahui kemajuan  belajar  siswa  selama  pengajaran berlangsung.
c.       Tes  Sumatif
Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.      Tes Akhir tahun pembelajaran
Untuk  mengetahui  pencapaian kompetensi yang  telah  ditentukan/yang  minimal  harus  dikuasai  siswa.
e.       Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
            Berdasarkan waktu diberikannya, tes dibagi menjadi:
a.       Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran.
Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain:
·         Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
·         Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik.
b.      Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.
Berdasarkan pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:
a.       Tes tulisan (written test), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
b.      Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik.
c.       Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.
Ditinjau dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya, tes dibagi menjadi:
a)      Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
b)      Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
·         Tes Betul-Salah (TrueFalse)
·         Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
·         Tes Menjodohkan (Matching)
·         Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)
           


Kelebihan Tes Objektif
-          Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.
-          Reabilitynya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat objektif.
-          Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
-          Objektif test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
-          Validity test objektif lebih tinggi dari essay test, karena samplingnya lebih luas.
Kelemahan Tes Objektif
-          Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
-          Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk menjawabnya.
-          Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
-          Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
Kelebihan Tes B-S
-          Soal ini baik untuk hasil-hasil, dimana hanya ada dua alternatif jawaban.
-          Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
-          Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala.
-          Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kelemahan Tes B-S
-          Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
-          Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
-          Tidak ada informasi diagnostik dari jawaban yang salah.
-          Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.

Kelebihan Tes Pilihan Berganda (Multiple Choice)
-          Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
-          Terstruktur dan petunjuknya jelas.
-          Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
-          Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
-          Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kelemahan Tes Pilihan Berganda (Multiple Choice)
-          Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
-          Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
-          Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
-          Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
Kelebihan Tes Essay
-          Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal.
-          Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
-          Test ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif.
-          Derajat ketepatan dan kebenaran murid dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya.
-          Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat.
-          Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.
Kelemahan Test Essay
-          Sukar dinilai secara tepat dan membutuhkan waktu lama memeriksanya.
-          Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum.
-          Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar